June 12, 2010

TWILIGHT Versi Novel & Layar Lebar

NOVEL yang yang diakui ditulis berdasarkan mimpi oleh Stephenie Morgan Meyer (lahir di Hartford, Connecticut, Amerika Serikat, 24 Desember 1973; umur 36 tahun - pada tahun 2010) ini memang cukup membuat banyak orang terbius dan menjadi addicted. Saya pun selaku orang yang pernah membaca novel ini harus mengakui kalau cara penulisan Meyer di novel itu sangat bagus dan menarik—dan tentunya langsung membuat jatuh hati; banyak bagian yang membuat jantung saya berpacu, khususnya ketika Meyer—dengan sangat cerdas—menyajikan misteri-misteri yang baru diungkap di bab-bab selanjutnya.

Di tanah air sendiri diperkirakan novel Twilight karya Stephenie Meyer ini terjual hingga 100ribu eksemplar—walaupun masih kalah setengahnya dari satu judul Harry Potter karya J.K Rowling yang menembus angka 200ribu eksemplar, tetapi menurut saya untuk novel fiksi tentang vampir yang sebelumnya kurang populer di Indonesia, Twilight bisa dibilang layak mendapatkan gelar Best Seller untuk kategori fiksi romantis.


Seperti yang dikatakan banyak orang, banyak unsur yang membuat novel ini sangat menarik; mulai dari pemilihan sudut pandang memakai sistem penceritaan ‘aku-an’ yang membuat pandangan tentang vampir menjadi lurus, gaya penulisan yang romantis serta enak dibaca dan fleksibel, namun dari sekian banyak kelebihan Meyer dalam menginterpretasikan imajinasinya, yang paling mencolok tentu saja adalah cara wanita ini "menciptakan" vampir yang begitu berbeda dengan vampir yang ada sebelumnya. Maka jangan heran berkat keapikannya “mempermainkan perasaan”, buku pertama Meyer ini menuai banyak pujian dari jutaan orang di seluruh dunia. Bahkan, sebuah penerbitan kenamaan New York menyebut karya Meyer ini sebagai novel vampir paling berpengaruh di dunia.Wow!

Mengekor pada kesuksesan novel Twilight ini, versi layar lebar dengan judul yang sama pun dibuat dan diputar (2008) di bioskop-bioskop seluruh dunia. Kristen Jaymes Stewart (lahir di Los Angeles, California, Amerika Serikat, 9 April 1990; umur 20 tahun) beruntung memerankan tokoh Isabella Mary Swan atau Bella, bersama beberapa aktor remaja Hollywood berbakat lainnya; Robert Thomas Pattinson (lahir di London, England, 13 Mei 1986; umur 24 tahun) sebagai Edward Cullen, Taylor Daniel Lautner (lahir di Grand Rapids, Michigan, 11 Februari 1992; umur 18 tahun)sebagai Jacob Black atau Jake, dan sebut saja beberapa nama lain yang turut meramaikan peran yang tak kalah penting; Billy Burke (44) as Charlie Swan, Peter Facinelli (37) as Carlisle Cullen, Ashley Grenne (23) as Alice Cullen, Kellan Lutz (25) as Emmett Cullen, Elizabeth Reaser (37) as Esme Cullen, Nikki Reed (22) as Rosalie Hale, dan Jackson Rathbone (25) as Jasper Hale.




Menembus angka sangat fantastis dalam tempo sekejap pada pemutaran versi layar lebarnya di seluruh dunia, tentulah menimbulkan berbagai opini dari masyarakat; khususnya orang-orang yang sudah membaca novelnya kemudian filmnya (jika mereka memang membandingkan keduanya). Dilangsir dari berbagai sumber, opini yang muncul dari masyarakat sangat beragam; ada yang pro dan kontra;

Seperti berita yang dikumpulkan dari berbagai media, nama-nama aktor dan aktris yang memerankan film tersebut melambut cepat ke puncak karirnya. Mungkin nama Kristen Stewart (pernah memerankan Zathura, Panic Room, Adventure Land,The Messengers dsb) dan Robert Pattinson (Harry Potter: and The Goblet of Fire as Cedric Diggory) sudah tidak asing karena pernah memerankan film laris, tapi siapa yang kenal dengan nama-nama seperti Taylor Lautner, Ashley Grenne, Kellan Lutz, Jackson Rathbone, Nikki Reed sebelum Twilight versi layar lebar ini dirilis? Bahkan menurut artikel yang pernah saya baca, nama-nama seperti Isabella, Edward, Jacob, Alice, Rosalie, Jasper, dan Emmett menjadi nama-nama yang paling populer untuk nama bayi-bayi yang lahir antara tahun 2008-2010.

Well, berkat film ini, nama-nama tersebut langsung meroket menempati jajaran aktris/aktor Hollywood paling digilai di seluruh Hollywood. Dan tentu saja, dari hal-hal tersebut kalian bisa menyimpulkan sendiri, masyarakat yang membuat karir seluruh cast Twilight terus meroket adalah masyarakat yg termasuk ke dalam komunitas yang pro pada kehadiran Twilight versi layar lebarnya, seperti yang saya sebut di atas. Tapi bagaimana pendapat orang-orang yang kontra? Orang yang setelah membaca kemudian menonton versi layar lebarnya dan merasa kecewa?

Baiklah, berhubung saya termasuk ke dalam golongan orang yang netral, saya mau berbagi pendapat saya tentang Twilight versi novel dan versi filmnya. Check This Out:

Twilight Versi Novel:
#KELEBIHAN Twilight Versi Novel:

1. Karena sudut pandangnya dari satu orang, yakni Bella Swan, perasaan di novel ini begitu kental.
2. Mudah dimengerti dan selalu ada poin yang sangat penting di setiap babnya.
3. Kata-katanya ‘ngena’ banget, dan saya selalu suka sama kalimat yang ini;
“Tentang tiga hal aku benar-benar yakin. Pertama, Edward adalah vampir. Kedua, ada sebagian dirinya—dan aku tak tahu seberapa dominan bagian itu—yang haus akan darahku. Dan ketiga, aku mencintainya. Dan cintaku padanya teramat dalam dan tanpa syarat.”
4. Setiap akhir bab, Meyer selalu bikin kita penasaran untuk ‘ngintip’ bab selanjutnya.
5. Bisa bikin kita memangis sekaligus tersenyum dalam waktu bersamaan.
6. Isinya pas. Bener-bener pas. Cukup dibaca sehari-dua hari. Nggak buang-buang waktu.
7. Vampir, nggak seperti di cerita aslinya atau di novel lain, di sini lebih ditonjolkan keindahannya.
8. Prolognya bagus.

#KEKURANGAN Twilight Versi Novel:

1. Kadang ada saatnya Bella terlalu memuja-muja Edward, kesannya jadi agak berlebihan.
2. Kelemahan Bella terlalu dibuat-buat. Sedikit-sedikit kesandung, sedikit-sedikit jatuh. Terlihat lemah, walaupun bagian yang itu mungkin sengaja dibuat gitu.
3. Meyer terlalu terinspirasi sama Romeo and Juliet karya Shakespeare untuk sudut pandang si Bella Swan-nya.
4. Cover buku versi Indonesia kurang bagus. Jauh lebih bagus versi Amerika, yang menurut saya sangat menggambarkan Twilght itu sendiri; sepotong apel merah pada background hitam pekat; lebih berkesan misterius, dramatis dan romantis, seperti isinya.
5. Jujur aja, saya paling nggak suka sama bagian dimana Bella sama Edward di padang rumput itu, waktu Edward ngasih liat ke Bella kalau vampir itu berkilauan di bawah sinar matahari langsung.
6. Di Twilight, semua vampir-nya nggak punya TARING, dan itu aneh banget karena seharusnya vampir itu punya taring—apapun alasannya—walaupun taring itu hanya muncul sewaktu-waktu. Meyer terlalu ingin menunjukkan keindahan si vampir.

Twilight Versi Layar Lebar
#KELEBIHAN Twilight Versi Layar Lebar:

1. Cast-nya lumayan cocok. Yang paling cocok menurut saya: Taylor Lautner as Jacob Black (indiannya dapet banget walaupun Jake-nya agak pendek), Peter Facinelli as Carlisle Cullen, and Ashley Grenne as Alice Cullen. Sayang, Bella-nya kelihatan terlalu ‘tangguh’ untuk seorang Bella. Edward-nya cukup oke, ganteng, senyum Rob cute abis di sana.
2. Style para pemainnya oke banget.
3. Bagian favorit adalah bagian pas hampir ending; Bella sama Edward dansa (padahal kakinya Bella lg di gips) dan selanjutnya kissing—pas kissing romantisnya dapet banget.
4. Bagian baseball-nya dikemas rapi, sesuai bayangan di novelnya.
5. Karena sutradaranya cewek, Catherine Hardwicke, sentuhan indahnya kerasa dari awal sampai akhir.

#KEKURANGAN Twilight Versi Layar Lebar:

1. Make up pemainnya jelek. Sorry. Bedaknya berantakan, foundation pucat untuk vampir-nya nggak rata. Softlens Edward dan vampir “vegetarian” lainnya yang warnanya kuning-madu kelihatan palsu banget.
2. Rumah Edward jauh bgt dari gambaran di novel.
3. Banyak bagian penting di novel diubah; misalnya tokoh Lauren, cewek yang sirik sama Bella ilang gitu aja (kalaupun ada sama sekali nggak semenonjol di novel). Padahal dengan adanya tokoh Lauren, hidup Bella lebih seimbang (nggak terlalu perfect).
4. Pas bagian Edward gendong Bella naik pohon tinggi, geli abis. Jatuhnya nggak sedramatis di novel—cenderung lucu.
5. Saya nggak tahu kalau Laurent, si vampir nomaden itu ternyata berkulit hitam. Dan dengan make up yang salah kulitnya jadi aneh.
6. Bagian di padang rumput, bagian yang emang saya nggak terlalu respek, kelihatan klise banget. Bunga-bunganya kayak di tempel-tempel gitu aja. Aneh.
7. Waktu pertama kali Edward dateng sama Bella ke sekolah bareng, Edward pake kacamata item. Menggelikan.
8. VAMPIR TANPA TARING = INUL TANPA GOYANG... hehe. Mungkin karena Meyer seorang cewek, dia mau vampir “ciptaannya” lebih sempurna, walaupun sempurna nggak selamanya bagus juga.


Twilight

Well, segitu sedikit komentar dan pendapat dari saya tentang Twilight. Di blog selanjutnya mungkin saya akan bahas sedikit tentang New Moon dan lainnya. Terima kasih sudah membaca tulisan saya, semoga bermanfaat untuk kalian semua. Buat yang udah baca, silahkan kasih komentar. Cheers.

No comments:

Post a Comment